-->

Type something and hit enter

On
advertise here

Ibu curhat pada paman Seol (saudara ayah Seol). Ibu mengatakan kalau mereka akan tamat jika bisnis restaurannya gagal. Sampai kapan ayah Seol akan terus mencari bisnis tidak jelas. Paman memastikan kalau saudaranya akan berhenti, dia akan berbicara dengan saudaranya lagi. ibu minta tolong pada paman.

Paman melihat In Ho yang sepertinya kuat, ia mau merekrut In Ho untuk bekerja padanya dan akan menggajinya. Ibu memanggil In Ho dan menyampaikan keinginan paman. In Ho setuju dan mau bekerja dengan paman.


In Ho bertugas untuk membersihkan kafe paman dan selanjutnya adalah menata tempat penyimpanan. Disana In Ho menemukan piano. In Ho duduk dan menatap piano itu. ingatannya melayang saat ia SMA dulu.


Kilas balik..

In Ho tampil dengan memainkan piano dan dapat memukau semua penonton. In Ha dan Jung juga ada di barisan penonton. In Ha sudah lengket dengan Jung sejak saat itu. semua orang yakin kalau In Ho akan menjadi pianis hebat kelak.


In Ha sedang melukis Jung, ia sangat bahagia, kemudian Jung dan In Ho datang. In Homengejek lukisann In Ha. Jung menyuruh In Ho berhenti.

In Ho menegur Jung yang terus membela In Ha menjadikan In Ha besar kepala hingga terus menghayal akan lajut ke luar negeri dan membuka galery.

“Baek In Ha, jujur padaku oke? Apa kau seperti ini karena dulu Bibi melarangmu sekolah seni? Menyerah sajalah.Dengarkan kata-kata adikmu ini.” Ujar In Ho.


In Ha kesal dan menyerang In Ho.. “Apa kau pikir kau istimewa haya karena kau bermain piano? Aku akan mematahkan jari-jarimu dengan penutup piano suatu hari nati, Paham!”

In Ha melepaskan In Ho, hendak menginjak jari In Ho tapi untungnya In Ho bisa menghindar. 


In Ho sedang santai nonton TV, Jung datang dan mengabari kalau In Ha keluar dari kelas seni. In Ho bersyukur karena In Ha akhirnya mengerti juga.

“Khawatirlah pada kakakmu itu. kau tahu kan kalau dia sangat suka melukis.” Ujar Jung.

“kalau dia tak bisa ya sudah.” Jawab In Ho.

Kemudian ia mengajak Jung main basket.


In Ha mencari tas buayanya, ia malah menemukan lukisannya yang dulu. In Ha kesal dan merobek lukisannya.


Kilas balik selesai..

In Ho (narasi): saat itu aku tak tahu. Apa artinya melepaskan sebuah impian. Sebuah emosi saat kau mengingat kembali impian yang kau lepas.

In Ho belum bisa menyentuh piano di hadapannya. Kemudian dia memberanikan diri menyentuh piano, namun tidak bisa bunyi, ternyata karena piano itu tidak di colokkan ke listrik. Kemudian paman datang,  menyuruh In Ho untuk membantu di restaurant karena  sudah waktunya makan malam.


Jung mengantar Seol pulang dengan mobilnya. Seol senang karena tidak harus naik subway. Jung berjanji akan selalu mengantar Seol pulang kalau ada waktu hitung-hitung sebagai kencan. Seol bertanya apa yang dilakukan teman-teman Jung. Jung menjawab kalau mereka semua sibuk mencari kerja. Seol menanyakan rencana Jung. Jung menjawab kalau mungkin dia akan lanjut kuliah ke luar negeri.

Seol membatin,, “Luar negeri? Lalu bagaimana denganku?”

Jung menjelaskan kalau ia ingin focus pada magangnya dulu. Seol kembali bertanya, bukankah sangat sulit untuk menjadi pekerja tetap saat ini.

Jung jujur pada Seol kalau sebenarnya Taerang Group adalah perusahaan ayahnya. Seol terkejut, Jung memintanya untuk merahasiakan ini dari anak-anak, dia ingin memulai karirnya dari bawah.

Seol (narasi): Dia adalah anak pengusaha kaya yang selalu dibicarakan orang. Dunia kami sungguh berbeda. Keluargaku hanya pemilik kedai mie. Itu pun masih tak pasti untuk biaya kuliah Jun. Dan bahkan magang pun menyulitkanku. Tapi, dia...

“Apa rencanamu untuk lima tahun kedepan?” tanya Seol.


Jung menjawab, mungkin akan menjalani training managemen.

Seol (narasi): Aku terlihat begitu kecil disisinya. Aku tak bisa melihat masa depanku bersamanya.

Jung merasa Seol menjadi aneh, apa dia salah bicara lagi. bukan itu, Seol hanya berpikir soal masa depan mereka, setelah Jung lulus dan waktu terus berjalan, apa dia masih ada di samping Jung. Mereka sudah sampai.


Jung memberikan pelukan pada Seol, ia mengatakan kalau Seol tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Jung melepaskan pelukannya dan mendekatkan mukanya ke muka Seol, siap untuk mencium Seol. Seol menjauh. Jung minta maaf, dia juga menjauh.

Seol mengatakan kalau dia gugup. Jung tersenyum dan menarik tangannya yang memegang tangan Seol. Seol memegang tangan Jung.


Seol (narasi): Tidak! Jika akhirnya begini saja, sama saja aku bunuh diri!

Seol memegang muka Jung, ia mencoba untuk mencium Jung dan akhirnya mendaratkan bibirnya di pipi Jung. Cuma sekilas dan Seol melepaskan muka Jung, ia malu banget dan langsung keluar dari mobil.

Jung memanggilnya dan hujan muali turun. Seol terus berlari, Jung mengikutinya.


Seol menembus hujan dan Joon memanggilnya, mereka kemudian berteduh di depan sebuah kafe.mereka sama-sama tidak membawa payung. Seol bertanya kenapa Joon ada disana, ia mencium bau alcohol dan memarahi adiknya itu karena minum-minum lagi.


Joon melihat In Ho di seberang jalan. In Ho menatap kafe yang menjual kabel olor untuk menyambung listrik. Joon memanggilnya.

 In Ho berjalan ke arah Joon. Joon masuk ke bawah payung In Ho, ia meminta In Ho mengantarnya dan kakaknya pulang. Kemudian Seol juga ikutan masuk di bawah payung In Ho. In Ho menyuruh Joon untuk memegang payungnya, ia merangkul Joon dan Seol. 


Kemudian mereka jalan pulang. Jung melihatnya dan sepertinya In Ho tahu. In Ho sengaja melambaikan tangannya pada Jung.


Seol dan Joon sampai di rumah. Ibu bertanya, bagaimana mereka bisa tetap kering walaupun tak membawa payung. Joon mengatakan kalau In Ho mengantar mereka pulang. Ibu mengerti pasti In Ho sedang dalam perjalanan pulang, ia menjelaskan kalau In Ho membantu paman mereka untuk membereskan kafe.

“DIa tidak mendapat bayaran lembur, tapi dia tetap bekerja untuk membersihkan gudang.” Lanjut Ibu.

Joon penasaran apa paman mentraktir In Ho minum bir. Ibu memukul topinya, menyuruh anaknya ini dewasa sedikit, ibu ingin Joon bekerja selam liburan seperti kakaknya.

“Lalu, kenapa gak kakak saja yang sekolah dilaur” Ujar Joon.

Seol gantian yang memukul topi Joon. Ibu mengatakan kalau Seol melakukan hal yang bagus. Ibu mewanti-wanti Joon agar tak mengatakan hal itu di depan ayahnya. Dari pada terus kena marah, Joon memilih pergi.

Seol bertanya pada Ibunya, apa paman masih memiliki piano elektrik. Ibu menjawab mungkin.


Seol kemudian ke gudang kafe pamannya. Dia membawakan kabel olor, seol tahu kalau In Ho tadi berencana untuk membeli itu. dia juga membawa beberapa buku sheet musik.

In Ho membuka salah satu buku, dia menemukan catatan Seol didalamnya. Seperti biasa, In Ho menghina selera Seol.

Seol mengambil buku yang dipegang In Ho, ia tidak memikirkan kalau itu terlalu mudah bagi In Ho, dia juga mengambil kabel olornya, ia akan membawa kembali semuanya, ia memasukkan kembali semuanya ke dalam tas. In Ho merebutnya dan mereka saling tarik, Seol melepaskan tasnyadan In Ho terpental.


Seol tidak menolongnya, In Ho tahu kalau Seol sudah merencanakan hal ini. Seol memberi semanngat pada In Ho, lalu dia pergi meninggalkan In Ho.


In Ho memasang kabel olornya untuk mencolokkan piano ke listrik. In Ho duduk di depan piano, dia mulai memainkannya. 


Jung tidak bisa tidur karena memikirkan In Ho yang tinggal dekat dengan Seol. Apalagi kejadian tadi, In Ho sengaja melambaipadanya. Kemudian In Ha menelfon memintanya untuk membarui kontrak apartemennya. Jung gak mau dan menyuruh In Ha pindah bulan depan karena ia akan menjual apartemennya. Jung langsung menutup telfonnya. In Ha mencak-mencak di kasurnya karena kesal sampai menyebabkan lampu mejanya jatuh.


Prof Kang datang ke departemen untuk mengambil absensi. Dan ternyata Cuma ada 2 absensi, Prof Kang heran karena setahunya dia mengajar 4 kelas tapi kenapa Cuma ada dua. Ass Heo mengatakan kalau kelas Prof Kang dibatalkan karena eval dari mahasiswa, Ass. Heo menyarankan Prof Kang untuk lebih luwes lagi pada mahasiswa karena eval mereka tidak bisa diabaikan.


Prof kang masuk kelas, ia menyampaikan pada mahasiswanya masalah eval mahasiswa yang memprotes tugas group yang dia berikan.

“Aku hanya menekankan komunikasi di kelasku. Jadi, bagaimana mungkin kalian tak menyukainya? Apa ini yang namanya kelas? Apa ini? Aku berharap ada yang bisa mengerti dengan prinsipku ini.. Apa permintaanku berlebihan? Padahal, aku punya harapan yang tinggi pada kalian semua. Bukannya begitu?” ungkap Prof kang.

Prof kang meminta semuanya untuk membuka buku. Prof kang memeprbarui kontrak perkuliahan untuk semester ini yang akan lebih menekankan pada hasil individu, boleh mempersiapkan gbahan presentasi secara kelompok tapi presentasinya dilakukan individu.

“Poin 50:50 untuk nilai group dan individu. Dan anggota yang menjadi parasit, dan untuk yang tak bekerja sama akan langsung dikeluarkan. Kalian mengerti?” Jelas Prof kang.


In Ho dan Joon sampai di kampus Seol. Mereka akan minta traktir Seol, tapi Seol tak menjawab telfonnya, Joon menebak kalau Seol pasti sedang ada di kelas. 


In Ho tertarik dengan sekelompok mahasiswa yang bermain music. Joon akan ke gedung fakultas manajemen dan In Ho menyuruhnya duluan.

In Ho memperhatikan sekelompok mahasiswa yang bermain music tersebut.


Prof kang menyudahi kelasnya. Jung mengirim pesan pada Seol isinya : “Aku sedang di kampus bersama In Ho-hyung. ika kau tak keluar, aku akan meminta Jung-hyung yang meneraktirku.”

Seol bergegas untuk menemui adiknya, Min Soo menawarinya sandwich tapi Seol menolaknya, ia buru-buru keluar dengan ponselnya dan tak sengaja menjatuhkan gantungan singanya. Min Soo memungutnya. Min Soo merasa itu lucu karena mirip dengan Seol.


Seol menghubungi adiknya tapi tidak bisa. Kemudian dia menelfon In Ho. In Ho mengangkatnya, seol bisa mendengar suara music, ia menebak kalau In Ho pasti ada di fakultas seni. In Ho mengelak, dia mengatakan kalau dia ada di toilet kemudian menutup telfon. 


In ho masuk ke gedung fakultas seni, dia melihat mahasiswa yang bermain piano. Kemudian ada seseorang professor yang mengenalinya. Professor itu menyapa In Ho. In Ho bertanya bagaimana bisa professor itu tahu namanya.

Professor mengatakan kalau ia mengingat In Ho karena In Ho dulu adalah murid dari Professor Noh Eun Ho. Professor itu balik bertanya, apa InHo tidak mengingatnya.

“Anda adalah orang yang selalu mengikuti Professor Noh.” Jawab In Ho mulai mengingat.

Professor itu tersenyum, tak mengira kalau In Ho masih tak punya sopan santun seperti dulu. Tapi ia penasaran apa yang dilakukan In Ho disana. in Ho mengatakan kalau dia hanya kebetulan lewat, In Ho akan pergi tapi Professor menahannya.

Professor bertanya, kenapa In Ho tidak menghubungi Professor Noh. In Ho menjawab kalau itu bukan urusan Professor. In Ho melarikan diri dan Professor mengejarnya. 


In Ho berpapasan dengan Seol dan Seol memanggilnya, In Ho tidak menyahut panggilan Seol dan dia terus berlari.

Professor bertanya pada Seol, apa Seol mengenal In Ho. Seol membenarkan. Professor bertanya lagi, apa In Ho mahasawa kampus ini. Seol menggeleng. Lalu Professor menitipkan kartu namanya pada Seol, dia menyuruh Seol untuk memberikannya pada In Ho dan berpesan agar In Ho menghubunginya.

Seol membaca kartu nama itu, Professor Shim Myung Soo. Seol mengambil ponselnya dari saku dan baru menyadari kalau gantungan singanya hilang.


Kemudian Seol mencarinya dengan bantuan Jung. Jung menyuruhnya berhenti karena mereka sudah menyisir tempat itu dua kali. Seol merasa bersalah karena itu adalah pemberian Jung. Jung mengatakan kalau ia akan membelikan Seol gantungan yang sama persis. Jung membantu Seol keluar dari semak-semak dengan membopongnya.

Seol kemudian menumpahkan semua isi tasnya, ia akan berhenti kalau gantungannya gak ketemu kali ini. dan benar saja gantuangannya tidak ada di dalam tas. Jung membantu memunguti barang-barang Seol dan ada yang menaik perhatiannya, kartu nama Professor Shim.

Seol menjelaskan kalau Professor Shim menitipkan kartu namanya agar Seol memberikannya pada In Ho. Jung meminta kartu nama itu, dia akan memberikannya pada In Ho.

“Apa kamu akan bertengkar lagi dengannya. aku hanya harus pergi ke kafe dan memberikannya.” Ujar Seol.

Tapi Jung tetap tidak menyukainya. Seol bertanya, apa Jung harus bersikap seperti tyu. Jung menjawab iya. Lalu Seol mengajak Jung untuk memberikan kartu itu bersama karena dia tidak ingin melihat Seol bertengkar dengan In Ho. Jung setuju.


In Ho ada di gudang, dia menelus piano di hadapannya,, “bagaimana aku bisa bermain piano lagi?”

Kemudian Seol dan Jung datang. Jung membuyarkan lamunan In Ho dengan bertanya, apa In Ho mau bermain piano lagi?

In Ho mendekati mereka. Jung mengulangi pertanyaannya lagi. Jung menyerahkan kartu mana Professor Shim pada In Ho.

“Melihat sikapmu ini, sepertinya kau ingin bermain lagi.” ujar Jung.

In Ho menyuruhnya diam,, “Apa urusanmu denganku?”

Jung menyuruh In Ho untuk belajar di luar negeri dan ia bersedia membiayainya. In Ho tertawa, menganggap Jung lucu. 


“Aku hanya ingin membantu karena sepertinya kau bersungguh-sungguh. Kau tak harus menjaga harga dirimu itu. Tapi, ini adalah keputusanmu sendiri. Tapi, jangan pernah melibatkan Seol dalam keraguanmu itu.” kata Jung

Kemudian Jung mengajak Seol keluar.



Click to comment