-->

Type something and hit enter

On
advertise here

Seol berangkat ke tempat kursus, dia senang karena hubungannya dengan Jung berjalan dengan baik, dia harap setiap hari mereka bisa santai seperti kemarin tidak perlu bertengkar lagi. dia bahkan senyam senyum sepanjang jalan.

In Ho melihatnya dan memanggilnya ‘Ikal Alami’. In Ho menanyakan keadaan Seol setelah mabuk, dan terus memanggilnya Ikal Alami. Seol merasa terganggu dengan panggilan itu namun In Ho tak mau berhenti, Seol kesal dan berteriak pada In Ho untuk berhenti memanggilnya begitu.

In Ho merasa kalau dia sudah berhasil mengajari Seol untuk berani berteriak namun sepertinya Seol sudah kelewatan. Seol tidak peduli, dia pergi meninggalkan In Ho.

In Ho menatap Seol, dia mendesah, apa dia tidak akan bisa melihat Seol lagi?


Seol masuk mini market, dia mengambil minuman, dia menyesal telah minum dengan In Ho.

Seol akan membayar di kasir, dia mendengar suara yang tidak asing baginya, Di kasir ada Oh Young Gon yang membeli rokok. 

Kilas balik..


Young Gon memaksa Seol agar mau bicara dengannya. Seol sepertinya ketakutan. Young Gon menanyakan alasan Seol menjadi dingin padanya dan selalu mengabaikan telfonnya. Young Gon merasa kalau sepertinya dia yang menyukai Seol sepihak.

“Apa kamu gila? Kenapa aku harus menyukaimu?” tanya Seol.

Seol mengancam akan melaporkan Young Gon kepolisi jika Young Gon terus menguntitnya. Young Gon merasa kalau itu tidak mempan, baginya Seol hanya jual mahal saja. 

“Tapi, kamu harus adil dalam bermain. Aku mulai kesal padamu. Langit dan bumi tahu kamu itu menyukaiku. Yoo Jung Sunbae juga tahu.” Ujar Young Gon.

Seol tidak percaya. Young Gon menjelaskan kalau dia mendengar Seol mengatakan kalau dia menyukainya di depan Jung. Young Gon mengatakan kalau Jung yang bilang sendiri padanya, makanya dia mengejar Seol begini. Jung juga bilang kalau dia dan Seol sangat cocok.

“Apa yang kamu bicarakan, hah?” Seol masih tidak mengerti.

Young Gon mulai kesal, Ia menyeret Seol untuk mengajaknya bicara. 


Kembali ke mini market, Young Gon melihat Seol dari cermin di minimarket, namun dia tidak menemui Seol dan langsung pergi. Seol membayar minumannya dan keluar mini market.

Seol takut kalau Young Gon mengambil kursus di daerah sekitar tempat kursusnya juga, dia takut akan bertemu dengan Young Gon di jalan. Seol memutuskan untuk lewat belakang saja.

Young Gon bersembunyi di balik bangunan, ia keluar saat Seol lewat. Young Gon menyapa Seol, ia bertanya apa Seol juga kursus di tempat ini? Seol hanya diam saja. Young Gon menyeretnya untuk mengajaknya bicara.

Seol melepaskan pegangan Young Gon dengan paksa, dia masih takut dengan Young Gon. Young Gon menjelaskan kalau dia sudah tidak punya perasaan apa-apa pada Seol dan dia ingin menjadi teman Seol. 

Seol tidak ingin berteman dengan Young Gon, dia akan pergi. Young Gon memblok jalannya, dia tidak suka Seol bersikap begitu, itu membuat hatinya sakit.

“Tapi, kudengar kamu dekat dengan Yoo Jung Sunbae? Apa kamu pacaran dengannya? benarkah? Kau serius?” tanya Young Hon.


Seol diam saja, itu tandanya benar. Young Hon menatap Seol tajam, dia maju dan menyudutkan Seol. Dia tak terima kalau Seol pacaran dengan Yoo Jung karena Jung lah yeng menyebabkan mereka berdua menderita. Seol menyuruhnya menjauh. Tapi Young Gon tambah mendekat.

“Sadarlah! Dia hanyalah pria b****k! Dia tidak serius denganmu!” bentak Young Gon.

Seol mendorong Young Gon untuk pergi. Dia gak terima Seol mendorongnya seperti itu, memang siapa Seol! Dia juga heran bagaimana bisa Seol mendapatkan Jung.


Young Gon tersungkur karena ada yang menendang punggungnya. Siapa lagi kalau bukan In Ho, ternyata sedari tadi In Ho melihat mereka dan dia sudah tidak tahan mendengar perkataan Young Gon yang semakin pedas.


Young Gon langsung bangun dan balik memukul In Ho namun dia malah kena pukul In Ho. Young Gon gak bisa melawan In Ho dengan kekuatannya, dia melawannya dengan mulutnya yang mengatai Seol sebagai wanita penggoda, dulu Yoo Jung dan Eun Taek sekarang preman yang memukulnya.


In Ho mencekik Young Gon dan merapatkannya ke dinding. Dia tahu pria macam apa Young Gon itu, seorang pria yang tidak bisa mengendalikan emosi dan sikap kurang ajarnya. Dia siap meninju Young Gon untuk memberinya pelajaran. Seol memanggil namanya dan In Ho mendaratkan tinjunya ke tembok di sebelah Young Gon.

Setelah itu, In Ho melepaskan Young Gon dan menyuruhnya pergi. Young Gon mengancam akan menuntut In Ho. Seol membela In Ho, dia mengancam akan melaporkan Young Gon juga yang terus mengganggunya. 


“Kita lihat siapa yang akan dipenjara. Dia atau kamu?” tantang Seol.

Young Gon tidak takut. In Ho memuji keberanian Seol. Young Gon mengingatkan Seol kalau Jung pasti akan melukai hati Seol nantinya. 

“ingatlah kata-kataku. Kenapa dia memintaku untuk mendekatimu tahun lalu? Sampai jumpa di kampus nanti.” Lanjut Young Gon.

In Ho semakin kesal, dia akan menyuruh Young Gon segera pergi. Young Gon lari dan In Ho mengejarnya. In Ho memperingatkan Young Gon untuk pergi dan jangan pernah muncul lagi.


In Ho bertanya pada Seol, siap pria tadi, ada kaitannya dengan Yoo Jung kan? Perhatian Seol tertuju pada tangan In Ho yang terluka. In Ho mengingatkan Seol untuk berhati-hati pada pecundang itu mulai sekarang.

“Mereka itu bagaikan makan malam bagi Yoo Jung. Yoo Jung mengunyah mereka seperti permen karet. Apa kau mengerti?” pesan In Ho.

In Ho menyuruh Seol untuk segera masuk kalau tidak mau telat.


In Ho disukai anak-anak, mereka selalu mengerubungin In Ho dan mereka selalu menuruti kata In Ho.


In Ho masuk ke ruangan tutor, tutor lain menyampaikan kalau ada wanita yang menitipkan bungkusan untuknya. In Ho menyombongkan diri kalau dia punya penggemar. In Ho membuka bungkusan itu yang ternyata isisnya obat luka dan plester. In Ho bertanya, siapa gadis itu. tutor lain tidak tahu siapa namanya, tapi wanita itu rambutnya ikal dan matanya sipit, In Ho 100% yakin kalau itu adalah Seol.


Seol kembali memikirkan kejadian saat Young Gon menguntutnya dulu, mengaitkannya dengan kata-kata Young Gon tadi bahwa Jung yang meminta Young Gon untuk mendekatinya, juga kata In Ho kalau Jung memakan orang seperti Young Gon sebagai makan malam yang artinya Jung akan menghancurkan mereka jika Jung marah.


Seol selesai kursus, dia memutuskan untuk menyimpan kejadian ini dari Jung karena tidak ingin mereka bertengkar lagi. In Ho memanggil Seol yang berlari keluar.  Seol tidak mendengarnya, karena dia lari menuju Jung yang sudah menunggunya. In Ho bersembunyi agar tidak terlihat. 


Seol menghampiri Jung dan bertanya, sedang apa Jung ada disana. Jung merapikan poni Seol, seol malu.. Jung memegang wajah Seol, dengan tersenyum ia berkata kalau ia datang untuk menjemput Seol.


In Ho : baguslah, aku tak harus memutar untuk mengantarnya pulang.


Sekarang Jung dan Seol sudah terbiasa untuk bergandengan tangan. Jung tidak hanya mengantar Seol di depan Gang tapi sampai di depan kos-kosannya. Seol senang karena Jung memakai jam tangan pemberiannya. Jung berjanji akan memakainya setiap hari.

Seol merasa kalau ada orang yang mengikutinya. Jung mengeceknya tapi tidak ada siapapun. Seol merasa kalau dia salah lihat.


Di depan kosan Seol masih ribut-ribut ada polisi juga. Tetangga Seol melapor pada polisi kalau Joo Yong sudah mengintipnya. Seol datang, wanita yang melapor meminta Seol memberikannya alamat Joo Yong. Seol membela Joo Yong, mengatakan kalau Joo Yong bukan orang seperti itu.

Pak polisi meminta Seol menjelaskan ciri-ciri Joo Yong. Seol mengatakan kalau Joo Yong agak pendek dan agak gemuk. Polisi mengingat Seol yang menemani Joo Yong ke kantor polisi kemaren. 

Pak polisi berbalik menanyai wanita yang melapor, dia menyebutkan ciri-ciri si pengintip itu berambut pirang dan memakai topi. Wanita itu tidak tahu lagi, pokoknya dia yakin kalau Joo Yong adalah pelakunya. Polisi mengatakan kalau wanita itu tidak bisa sembarangan menuduh. Seol lalu masuk kedalam kosannya ditemani Jung.


Di dalam, Jung  khawatir karena pelakunya belum tertangkap. “Dia tak akan kembali, kan?”

Seol jadi semakin takut mendengar kata Jung barusan,, ia menyuruh Jung untuk pulang. Jung menawarkan diri untuk menginap malam ini karena Seol bilang Jun tidak akan pulang hari ini, ia hanya khawatir Seol sendirian.


Seol mengajak Jung masuk ke kamarnya, dan kamarnya berantakan sekali karena ulah Jun. Seol akan membuatkan Jung kopi, tapi Jung menolaknya, dia ingin minum air saja. Seol malu karena kosannya berantakan sekali. 

Seol sudah ganti baju dan dia duduk di Kasur dan Jung di lantai. Mereka canggung banget. Seol menawarkan untuk menonton TV tapi anehnya TV Seol diletakkan di lemari dan ditumpuk bersama beberapa selimut.


Seol kesulitan mengabilnya, dia mencoba menarik selimut tapi tidak bisa. Jung membantu menarik selimutnya dan mereka terpental berdua. 

Jung semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Seol. Seol refleks menutup mulutnya dengan tangan, dia kaget. Ternyata Jung cuma mau membisikinya kalau dia tidak apa-apa tidak menonton TV. Jung kemudian bangkit dan mengembalikan selimut ke dalam almari.


Seol mengajak Jung tidur saja. Seol memberikan alas untuk Jung dan meminta Jung untuk mematikan lampu. 

Tapi, apa mereka bisa tidur? Tentu saja tidak. Seol terus berubah posisi berbaringnya, kekiri lalu ke kanan dan ia mencuri pandang ke Jung yang sudah menutup mata. Tapi Jung tahu kalau Seol tidak bisa tidur. Dan lagian ini baru jam setengah 11 malam.


Seol bagun dan meminta Jung untuk menyalakan lampu. Jung menurut, mereka bingung mau ngapain. Jung melihat ada album, dia minta ijin Seol untuk melihatnya.

Ternyata itu adalah album foto masa kecil Seol dan keluarganya. Mereka melihatnya bersama. Dari foto masa kecil mereka Jung bisa melihat kalau Seol sangat dekat dengan Jun.


“Kami juga dekat sampai sekarang. Tapi Jun terkadang sangat menyebalkan. Sejak kecil Jun memang selalu dimanja dan egois. Dia imut tapi juga menyebalkan. Jadi orang tuaku sangat memanjakannya. Mereka selalu menuruti keinginan Jun.” Jelas Seol.


 Jung mengatakan kalau itulah kehidupan, ada yang dengan mudah mendapatkan kasih sayang. 

“Tapi, walaupun berusaha keras ada yang tidak bisa mendapatkannya.” Ujar Seol.

Seol bercerita kalau saat dia kecil, dia merasa tidak terlalu pintar. Jadi dia selalu berusaha keras dan belajar dengan giat dan hasilnya tidak sia-sia. Bahkan sampai sekarang, Seol suka belajar dengan giat. Dan hal itu menjadi kebiasaanya dan menjadi sesuatu yang mutlak dalam hidupnya. Jadi walaupun dia menyebabkan masalah kecil tapi baginya itu adalah masalah besar. 

Jung juga merasa seperti itu. ayah Jung sangat penyayang dan juga sangat peduli dengan orang lain, ayahnya juga mengandalkannya sebagi anak satu-satunya. Jung tidak mau ayahnya kecewa makanya dia harus menjaga sikap, harus selalu sopan dan tidak bisa meluapkan emosinya saat marah. Bukan karena ayahnya memaksanya, tapi terkadang ia merasa perasaannya tercekik. 


“Seol. Jika aku jadi orang tuamu, aku pasti akan sangat bangga padamu. Kamu adalah anak yang suka bekerja keras. Jangan khawatir, kamu adalah wanita hebat.” Puji Jung.

Seol sangat ingin mendengar ada orang yang mengatakan kalau dia adalah wanita hebat. Dan kali ini dia bisa mendengarnya untuk yang pertama dari mulut Jung. 

Seol jadi penasaran, apa yang Jung sukai darinya, padahal dulu mereka tidak dekat. Seol bahkan berpikir kalau dulu Jung tidak menyukainya. Jung mengaku kalau ia memang tidak menyukai Seol dulu. 

“Kalau begitu. sejak kapan perasaanmu itu berubah?” tanya Seol.

Kilas balik..


Seol sedang mengerjakan tugas kelompok bersama anggotanya, anggotanya berdebat soal siapa yang harus menyelesaikan sisanya. Seol menawarkan diri untuk menyelesaikan semunya padahal dia sudah mengerjakan sebelumnya.


Jung dan temannya tidak sengaja lewat. Temannya mengatakan kalau Seol mirip dengan Jung, selalu mau mengerjakan bagian orang lain.


Berlanjut saat persiapan pembukaan kafe. Disana ada Sang Cheol, Da Young, Min Soo dan Jung juga Seol.

Sang Cheol akan pergi duluan, dia menyerahkan sisa pekerjaannya pada Seol. Da Young juga sama dia akan pergi dan meminta Seol untuk mengerjakan sisasanya. Seol membantah, dia tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. kemudian Jung datang, dia bersedia melakukannya dengan Seol. Padahal saat itu Jung sedang flu.


Semuanya pergi dan tinggal lah Seol dan Jung berdua. Jung menyuruh Seol pulang, lewat belakang saja biar tidak ketahuan. Seol mengatakan kalau dia harus memasang posternya. Jung bilang dia yang akan melakukannya dan menyuruh Seol untuk pulang saja karena kerja keras Seol tidak akan dihargai oleh mereka.


“Walaupun aku dihargai atau tidak, aku lebih suka mengerjakannya sendirian. Tapi, bukannya kau juga begitu, Sunbae?” ujar Seol.


Seol lalu pergi keluar untuk memasang poster, dia tidak berhenti walaupun hujan, dia rela memakai jas hujan.


Seol kembali lagi ke kafe dan dia melihat Jung ketiduran di sofa dan kelihatan kalau Jung sakit banget, Seol tidak bisa mendiamkannya. 


Saat Jung tebagun, di kepalanya ada kain kompres. Jung melihat sekeliling, dan menemukan Seol berbaring di sofa di depannya. Jung menyelimuti Seol dengan jaketnya. Tanpa sadar Seol meraih telunjuk Jung dan menggenggamnya.

Kembali ke masa kini..


Jung tersenyum pada Seol. Seol bertanya lagi, kapan Jung mulai menyukainya. Jung menjawab kalau dia juga bingung dan mengatakan kalau itu rahasia, dia lalu menggenggam telunjuk Seol.

Jung balik bertanya, kapan Seol mulai menyukainya, kan Seol juga membencinya dulu. Seol juga bingung, diawali saat dia benci karena mendapat beasiswa karena paper Jung hilang, terus Jung yang selalu muncul entah darimana untuk mengajaknya makan dan Jung yang tiba-tiba menembaknya dan mereka juga bertengkar.

“Jujur.. bahkan sekarang.. aku masih tidak percaya bahwa kamu ada di depanku.” Lanjut Seol.


Jung bertanya, bagaimana kalau sekarang, apa Seol juga belum menyukianya.

aku masih bingung bagaimana akhirnya kami bisa sedekat ini. yang kuinginkan hanyalah aku bisa menikmati momen-momen ini.” batin Seol.

Seol menarik telunjuknya, dia mengatakan kalau itu juga rahasianya.


Lalu mereka memutuskan untuk tidur, Jung bagian mematikan lampu kembali. Seol sudah berbaring duluan. Jung akan berbaring tapi tak sengaja membenturkan kepalanya ke meja. Seol khawatir, Jung menutupi wajahnya, dia meyakinkan Seol kalau dia baik-baik saja. Seol tidak bisa menahan tawanya.


Young Gon membuka situs tempat kursus Seol, dia melihat kalau In Ho bekerja disana dan bahkan wajah In Ho sebagai cover situs tersebut. Kemudian Young Gon menulis tentang pemukulan In Ho terhadapnya di kolom situs.

“Hong Seol, sampai jumpa di kampus, oke? Aku akan memberitahumu siapa Yoo Jung sebenarnya” ujarnya.


In Ho dipanggil oleh direktur tempat kursus karena postingan Young Gon, dengan sangat terpaksa direktur harus memberhentikan In Ho karena image In Ho sudah jelek dan itu akan menggangu citra tempat kursus mereka. 

In Ho mengerti, meskipun dia dikeluarkan dengan cara seperti ini, dia tetap berterimakasih atas segalanya, dia senang bisa bekerja ditempat itu. direktur meminta maaf pada In Ho tapi In Ho mengatakan kalau ini bukan apa-apa.


Di luar In Ho sudah ditunggu anak-anak yang melarangnya untuk pergi. Kali ini anak-anak tidak mau menuruti kata-katanya dengan mudah. In Ho harus berusaha keras untuk lepas dari anak-anak itu. mereka sudah sayang sekali dengan In Ho.


Seol mengikuti In Ho keluar, ia menawarkan diri untuk mengatakan semuanya pada direktur kalau In Ho mencoba membantunya, dan hal ini terjadi karena dirinya. In Ho melarangnya, karena walau bagaimanapun dia juga akan meninggalkan Seoul. Dan kali ini waktunya sangat tepat.


Seol menanyakan alasan In Ho akan meinggalkan Seoul. In Ho beralasan kalau dia tidak bisa menetap di suatu tempat dalam jangka panjang. 

In Ho mengingatkan Seol untuk lari saja jika bertemu dengan Young gon lagi lain waktu karena ia tidak ada lagi. 

“kau tak akan datang lagi?” tanya Seol.

In Ho melah bercanda, ia menggoda Seol, apa Seol sedih? “Apa kau sedih Si Ganteng Baek In Ho pergi? Sepertinya kau serius, kau mau nagis?”

Seol mengatakan kalau dia tak menagis bahkan tak sedih sama sekali. 

“Kalau begitu, baguslah. Jaga dirimu baik-baik.” Ujar In Ho lalu pergi.


Seol menatap kepergian In Ho. In Ho melambaikan tangannya tanpa menoleh kebelakang. Dia memakai plaster pemberian Seol.



Click to comment