-->

Type something and hit enter

On
advertise here

Seol mendapati dirinya sedang duduk di meja makan mewah, dia berdandan cantik dan Jung ada dihadapannya. Seol bertanya, kenapa ia bisa ada disana karena mereka tak seharusnya bertemu seperti ini.

“Apa kau memang punya hobi berdebat?” tannya Jung.

Jung menjelaskan kalau Seol lah yang sejak awal menilainya dan salah paham padanya sejak awal sejak pesta itu dan insiden pendaftaran kelas Sang Chul.


Dan mejanya menjadi semakin panjang. Jung masih melanjutkan pertanyaannya, kenapa Seol selalu saja melegih-lebihkan sesuatu, kenapa Seol selalu ingin berdebat dengannya. 

Mejanya bertambah panjang lagi. seol protes, kenapa sekarang Jung malah menyudutkannya. Jung jadi serba salah, seharusnya ia tidak melakukan semua itu, tapi ia mencoba melakukan yang terbaik membantu Seol mendapatkan beasiswa, les Bahasa Inggris gratis, membantu tugasmu dan juga pekerjaan.

“Jujurlah. Kau menyukainya, kan?” tanya Jung.


Jung menyuruh Seol untukmemikirkannya, Seol sudah menikmati semuanya dan sekarang menganggap Jung jahat. “Memangnya kau ingin aku menjadi pria sempurna seperti apa?” 

Lampu gantung jatuh tepat di atas meja dan mejanya terus memanjang. 


“Apa yang akan kau lakukan sekarang? Apa kau akan terus membuat jarak kita semakin jauh begini?” tanya Jung.


Seol terbangun, ternyata tadi Cuma mimpi. Bo Ra mengiriminya pesan yang mengatakan kalau ayahnya sudah keluar dari Rumah Sakit, Bo Ra akan mentraktir Seol untuk merayakannya.

Seol bagun, dia mendesah “Ah..bahkan dimimpiku, Sunbae selalu mengatakan apa yang ia inginkan.”


Seol dan Bo Ra makan bersama. Bo Ra tidak sependapat dengan Seol yang masih mendiamkan Jung, kalau ia jadi Seol, ia rela menari hula di Gwangwamun demi mendapatkan pacar seperti Jung, menurutnya Seol sangat beruntung.  Seol hanya tidak suka cara Jung. Ia takut akan terbiasa.

Jadi, kau mau apa? Lanjut? Putus?” Tanya Bo Ra.

Seol tidak paham. Bo Ra menjelaskan, ia tahu sikapnya Jung itu agak aneh dan ia juga tidak suka dengan sikapnya yang itu. tapi semua itu terserah Seol, apa yang hati Seol rasakan? Apa Seol ingin putus dengan Jung?


Seol di tempat kursus, ia mengirim pesan pada jung. “Sunbae, aku ingin bertemu… Aku ingin bertemu dan bicara denganmu. Apa kau… Kau punya waktu besok?”

In Ha kembali mengirim pesan pada In Ho untuk minta uang. In Ho kesal dan marah-marah sendiri, kenapa In Ha selalu saja minta uang padanya, memangnya ia ini bank.


In Ho menuju mesin fotokopi dan disana ada Seol. Seol mendekati In Ho, bertanya apa yang terjadi. In Ho menjawab kalau ini adalah masalah serius. Seol penasaran apa itu.

“Aku bingung, kenapa si rambut Anjing membelikanku makan?” tanya In Ho.

In Ho sebenarnya bosan terus mengingatkan Seol tapi ia sayang menolak rejeki. In Ho sekarang mengerti rasanya dipinjami uang. 

“kenapa kau selalu saja membahas makanan jika bertemu denganku? Kau pasti mengejekku, kan?” tebak Seol.

In Ho mengingatkan kalau Seol pernah berjanji akan mentraktirnya karena insiden pemukulan Ass. Heo. In Ho gak percaya kalau Seol sudah melupakannya. 

Seol teringat dan setuju untuk mentraktir In Ho hari ini. mereka janjian setelah kelas selesai, In Ho mewanti-wanti Seol jangan sampai kabur. Seol gak akan kabur, sudah janji. In Ho minta dibelikan daging sapi hanwo, Seol akan memukulnya.


Jung sedang sikat gigi, ia melihat ponselnya dan membuka pesan, kemudian menghapus pesan yang aneh-aneh. Wallpaper ponsel Jung adalah fotonya bersama Seol. Kemudian sms Seol masuk yang mengajaknya bertemu besok. Jung tak bisa menunggu sampai besok, ia langsung bergegas ke rumah Seol.


In Ho menunggu di depan mini market. Seol mengiriminya pesan karena ia akan terlambat 10 menit. In Ho melihat talkshow dengan seorang guru piano, In Ho menatap layar televisi itu gak peduli kalau ia harus kehujanan. MC bertanya, bagaimana si guru bisa menemukan murid yang sangat berbakat seperti menemukan mutiara di tengah padang pasir. 

“Ya, dia sudah bersinar sejak pertama aku melihatnya. Dia memiliki bakat dan keterampilan yang tinggi. Yang perlu dia lakukan hanyalah terus berlatih saja. Rasanya bisa bertemu dengan anak yang memiliki bakat yang besar adalah suatu kehormatan dalam hidup saya ini.”

In Ho mulai berkaca-kaca, ia teringat masa lalunya.


Ternyata yang ada di TV saat ini adalah gurunya dulu. In Ho sedang latihan namun ia tidak serius dan Guru mengingatkannya untuk memainkan piano dengan tulus. In Ho mengatakan kalau ia sudah latihan dan sangat serius. Guru mengingatkannya agar jangan sombong dihadapan piano.

In Ho mengeryi, kemudian memainkan piano dengan sangat indah. Guru mengatakan kalau penonton akan bertepuk tangan jika melihat In Ho memainkan pianonya seperti itu.

“Tepuk tangan itu seperti pisau dan pujian itu seperti racun. Suatu saat nanti kau akan mengerti apa yang aku katakana ini. kau tahu kalau kau adalah murid terbaikku, kan?”

In Ho mengecungi jempol ke Gurunya. Ia mengatakan kalau ia mengerti dan memainkan pianonya lagi, ia ingin gurunya mengakui kemampuan hebatnya ini.


In Ho di rumah sakit setelah insiden perkelahian itu. guru membujuk In Ho untuk melakukan rehabilitasi, Guru percaya kalau In Ho bisa sembuh. In Ho hanya diam saja dan kita diperlihatkan tangan kirinya yang diperban.


In Ho menengadahkan tangan kirinya, membiarkan air hujan memenuhi telapak tangannya. In Ho menatap ke layar Televisi yang menampilkan seseorang yang bermain piano dengan sangat indah. Ia mulai terbawa emosi, dan mulai menangis.


Seol berlari dengan payung menuju mini market, ia berhenti saat melihat In Ho tengah serius menatap layar televisi. 

Permainan berakhir dan In Ho mengusap airmatanya, ia berbalik dan melihat Seol ada disana. seol lalu mendekati In Ho dan memayunginya. In Ho menyalahkan Seol yang sangat terlambat sehingga membuatnya kehujanan.  


Seol diam saja, ia tak mengungkit masalah piano, sepertinya ia mengerti kenapa In Ho seperti itu. in Ho meminta Seol untuk membelikannya minuman saja karena lebih cocok saat hujan begini.


Jung menunggu di depan kosan Seol. Ia melihat ada siput kecil di daun, ia tertarik dan mengambilnya dan membiarkan siput itu berjalan di jarinya. Jadi teringat saat Jung juga membiarkan semut berjalan di jarinya waktu pemotretan kelulusan.


In Ho minum sendiri karena Seol mengatakan kalau ia tak kuat minum. In Ho mengejek Seol yang tak bisa apa-apa keculai belajar. Dan Seol mengejek In Ho yang pandai melakukan segalanya kecuali belajar. In Ho kesal karena Seol selalu membalas perkataannya.

In Ho kemudian bertanya, apa Seol tadi melihatnya. Seol menuangkan soju ke gelas In Ho. Ia berlagak gak tahu, “apa? Saat kau kehujanan?” dan mereka gak membahas hal ini lebih lanjut.


Jung datang ke bar tempat In Ho dan Seol dan tak menyangka kalau Seol ada di sana. Jung angsung duduk di samping Seol, ia teringat pernah pergi ke sana bersama Seol, makanya ia memutuskan mampir dan ternyata Seol juga ada di sana.

Ah… situasinya bisa menjadi seperti ini? aku merasa seperti sedang selingkuh dan langsung ketahuan. Tapi, kan aku yang seharusnya marah?” Batin Seol.


Jung kemudian beralih ke In Ho. Ia bertanya kenapa In Ho ada di sana juga, bukankah ia sudah memperingatkan In Ho agar tak mendekati orang-orang disekitarnya. 

“Ah… Iya ya? tapi gimana dong? Rambut anjing punya hutang padaku. Jadi, aku tak bisa menurut padamu.” Jawab In Ho. “jika kau tak suka, kau bisa pulang saja.”

Seol mulai minum. Jung mengatakan kalau ia akan ikut minum jika Seol yang traktir. Jung mengingatkan In Ho untuk bekerja lebih keras untuk menghidupi kakaknya bukannya malah santai begini.


In Ho menggebrak meja, ia menyalahkan Jung yang telah membuat situasinya menjadi seperti ini. in Ho melarang Jung untuk menyangkutpautkan ini dengan kakaknya.

“Jadi, akulah yang salah disini? Kenapa? Bukannya kau kembali lagi karena mau bertemu denganku?” 


Seol menghentikan perdebatan mereka, ia menyuruh mereka berhenti bertengkar. In Ho membenarkan perkataan Seol, ia ingin minum saja seoalnya sayang kalau ia tidak minum soju yang sudah dipesan. In Ho mengatakan kalau akan lebih baik jika Baek In Ha juga ada di sana bersama mereka.

 Mendengar In Ho mengucapkan nama Baek In Ha, Seol bisa menebak kalau itu adalah nama kakaknya In Ho yang ditemuinya waktu itu, bagi Seol In Ha sangat cantik dan ia penasaran, apa hubungan In Ha dengan Jung.


Jung mentap Seol, ia berterimakasih karena Seol mengiriminya pesan duluan. Lalu ia beralih ke In Ho, memastikan sekali lagi, apa benar Seol yang mengajaknya minum duluan. In Ho menjawab iya dengan mantap, ia memprotes Jung yang curigaan sekali.


Seol menjelaskan pada Jung kalau ia berhutang pada In Ho jadi.. Jung kesal karena Seol tak mengatakan hal ini padanya. Seol menjawab kalau mereka kan sedang bertengkar.

In Ho tak percaya kalau mereka bertengkar, sama sekali tak romantis dan menyarankan mereka untuk putus saja. Jung membentaknya untuk tutup mulut. Kemudian In Ho bercerita pada Seol kalau Jung dulu playboy yang mengencani banyak wanita dengan wajah cantik dan tubuh Hot. 

“Jika kau gabungkan air mata wanita yang diputuskannya, akan jadi sungai Han” Lanjut In Ho.


Seol semakin kalap dan minum banyak soju. Jung menyuruh In Ho untuk berhenti. In Ho tak mau karena ia tidak berbohong.

Seol sudah mulai mabuk, “Playboy… wanita yang cantik…” Seol bertanya, apa Jung juga pernah mengencani In Ha?


Kedua pria sontak berteriak tidak, tidak mungkin. Seol hanya bertanya karena ia penasaran dan juga In Ha dan Jung kan sudah kenal sejak kecil.


In Ho menebak pasti Seol belum pernah pacaran sebelumnya. seol mengelak, ia pernah pacaran waktu SMA dan semua orang iri padanya karena pacarnya itu sangat tampan. In Ho bisa langsung tahu kalau Seol suka pada pria itu sepihak dan malah dicampakkan.


“Apa kau masih suka bergosip?” tanya Jung untuk mengehentikan In Ho.

In Ho mengatakan kalau hal itu menyenangkan. Jung terus menatap In Ho, In Ho melihat hal itu sebagai tantangan untuk berkelahi, Jung mengatakan kalau ia tidak takut.

“HEI! Pria yang sukanya hanya gym sepertimu tidak akan menang melawan pria bebas sepertiku (yang lebih berpengalaman).  Jika kau mau, kau bisa kutendang sampai ke lagit.” Sombong In Ho.

Jung malah tersenyum, menganggap In Ho kekanankan. Jung jadi bingung harus berbicara dengan cara seperti apa agar In Ho bisa mencerna maksudnya. In Ho gak terima dihina secara tidak langsung begitu, ia menjelaskan kalau ia juga tutor dan menjelaskan kalau ia bisa mencerna apa saja karena otaknya sangat hebat.

“Otakmu itu jauh dibawah otakku.” Ujar Jung sambil menuang soju.

In Ho gak terima. Seol udah mabuk berat, ia gak tahan lagi mendengar keduanya adu mulut. Seol berdiri dan membentak mereka untuk diam. 


“Apa kalian ini anak SD? Aku berhutang apa memangnya?”

Seol menempeleng mereka bergantian. Saat menempeleng Jung ia mengatakan kalau Jung gampang sekali marah dan saat menempeleng In Ho ia mengeluhkan In Ho yang selalu minta di traktir. 

“Rambut anjing, apa kau mabuk?” tanya In Ho.

Seol gak terima dipanggil Rambut Anjing, ia menjelaskan kalau rambutnya itu ikal alami dan sangat tebal. Seol kembali minum dan Jung berusaha menghentikannya. Jung menyuruhnya duduk.

“Aku harus bagaimana? Hanya karena aku diam, kau pikir aku tak penasaran? Banyak hal yang ingin aku ketahui”


Jung bertanya, apa yang ingin Seol ketahui. Seol bertanya sekali lagi apa hubungan Jung dengan In Ha. Dan untuk kedua kalinya Jung dan In Ho berteriak bersama menjawab TIDAK, TIDAK MUNGKIN. Seol tersenyum lalu pingsan.


Jung meggendong Seol pulang diikuti In Ho. In Ho khawatir Jung akan melakukan hal yang aneh-aneh pada Seol dan memperintkannya untuk menjaga tangan Jung, karena ia mengawasi. Jung mengatakan kalau tadi ia ramah pada In Ho karena ada Seol dan sekarang ia tak ingin bercanda lagi, ia menyuruh In Ho untuk segera pulang. Tapi tentu saja In Ho gak mau menurut.


In Ho membahas mengenai mereka, ia bertanya pada Jung, Apa Jung sungguh tak merasa bersalah padanya? Jung balik bertanya, bagaimana dengan In Ho sendiri. 

“Baiklah, aku tak akan bertanya lagi. tak akan.” ujar In Ho.


Mereka berdua melanjutkan jalan. Tiba-tiba ada seorang yang melempar botor air kea rah In Ho. Pria itu memarahi keduanya yang menyebabkan seorang wanita mabuk. Pria itu menyuruh Jung untuk menurunkan kakaknya, iya dia adalah adik Seol, namanya Hong Jun.

Seol sudh turun, ia bisa mengenali Jun. tapi ia mau muntah dan semua memapahnya utuk segera masuk ke dalam kosan.


Keesokan harinya, Seol terbangun, ia kaget mendapati ada adiknya di kamarnya. Ia bertanya pada adiknya kapan kembali dana pa yang adiknya lakukan dikamarnya. Jun menjelaskan kalau ia kembali seminggu lalu dan ia tak mau sekolah lagi, ia tak bisa sekolah di Amerika disaat ayahnya berhenti bekerja dan Ibunya kerepotan membuka restaurant mie.

Seol kembali bertanya, apa orangtua mereka tahu akan hal ini. Jun menunjukkan memar di pipinya yang ia peroleh karena kekesalan ayahnya. Jun mengatakan kalau ia akan tingga di tempat Seol selama beberapa hari.

Seol kesal dan memukuli Jun dengan guling, ia memarahi adiknya yang berbuat gila. Seol berhenti saat ponselnya bunyi. 


Jung mengiriminya pesan, menanyakan keadaan Seol dan meminta Seol untuk menghubunginya jika sudah bangun.


Jung bertanya, yang mana dari kedua pria semalam yang merupakan pacar Seol.,, si premen atau mahasiswa keren itu? jun mengatakan kalau mereka berdua tampan tapi ia berharap kalau pacar Seol bukan si mahasiswa itu.


Seol bertanya, kenapa memangnya. Jun mulai serius, ia bertanya, apa Seol beneran gak ingat kejadian semalam. Seol menggeleng. Jun menjelaskan kalau Seol muntah di kepala mahasawa itu semalam. Seol shock dan langsung menutup mulutnya, benarkah?

Untung Jun Cuma bohong. Sebenarnya Seol muntah di depan pintu. Jun mengatakan kalau kakaknya sangat jorok, ia yakin kalau kakaknya akan segera diputuskan.

Seol lega,, ia tersenyum dan mengambil bantal, ia memukulkannya pada Jun karena telah membuatnya kaget. Seol malu sampai mau mati rasnya, ia bersumpah tidak akan minum alcohol lagi. adikya menambahi kalau Seol semalam terihat sangat berantakan.


Seol menelfon ibunya, ia menyuruh Ibunya untuk tak terlalu khawatir karena adiknya akan tinggal di tempatnya beberapa hari.

Seol bertemu dengan Joo Yong di luar. Joo Yong sedang siap-siap untuk pindahan. Joo Yong memiliki satu permintaan pada Seol mengenai dia dan Ass. Heo. Seol mengerti dan berjanji tak akan mengatakan pada siapapun soal hubungan mereka berdua.


Seol dan Jung kembali bertemu, 

kami bertengkar karena aku tak suka dengan sikapnya. Soju adalah musuhku rupanya.” Batin Seol.

Seol bertanya, apa Jung pulang dengan selamat semalam. Jung melarang Seol untukminum-minum sendirian lagi mulai sekarang. Seol menunduk malu, lalu ia bertanya, apa ia jadi gila semalam. Jung balik bertanya, apa Seol beneran ingin tahu kejadian sebenarnya. Seol berubah pikiran, lebih baik ia tak tahu saja. Tapi bagi Jung sikap Seol semalam sangat lucu.


Seol minta maaf karena ia hanya memikirkan dari sudut pandang Ass. Heo tapi ia meminta Jung berjanji untuk tak mengulanginya lagi. jika memang hal itu berkaitan dengannya, Seol ingin Jung menanyakan dulu padanya. Jung mengerti dan ia mau berjanji.

Seol sudah merencanakan kencan mereka kali ini, ia ingin mereka makan lalu nonton film, ia sudah memesan tiket film yang menarik. Jung merasa sudah berbuat banyak salah, apa tak apa-apa mereka nonton kali ini. Seol tak apa, ia bisa memaafkan Jung kali ini.


In Ho dalam perjalanan menuju tempat kursus, seseorang mengikutinya dan ia tahu, ia menyuruh orang itu untuk menunjukkan dirinya. Ternyata yang mengikuti In Ho adalah temannya yang menelfonnya dulu. Temannya mengatakan ia datang karena foto In Ho ada di poster, ia memberitahu kalau Bos sudah tahu dimana In Ho, ia meminta In Ho untuk bersembunyi dengan baik.

In Ho jadi kesal, tidpa kali ia menyukai tempat barunya selalu saja seperti ini, ia harus pindah dan juga mengganti nomor ponselnya juga.


In Ha menelfon cowok yang ia campakkan dulu, mengajaknya untuk bertemu lagi. si cowok udah tahu tipu muslihat In Ha, ia tahu kalau In Ha cuma menginginkan uangnya dan sayangnya sekarang ia sudah punya pacar. In Ha kesal karena ditolak.

Kemudian In Ha menelfon In Ho, In Ho menjawab kalau ia tidak punya uang, ia melarang In Ha untuk menghubunginya untuk beberapa saat karena ia harus bersembunyi sekarang dan ia juga akan mengganti nomornya.

“Apa maksudmu? Apa kau mendapat masalah?” tanya In Ha.

“apa pedulimu? Kau tak akan bisa membantuku.” Jawab In Ho lalu menutup telfon.


Jung mengantar Seol pulang, ia merasa senang hari ini, makanannya enak dan filmnya menyenangkan. Jung bertanya, kapan Seol akan pindah. Seol akan pindah segera setelah liburan selesai, semuanya akan segera selesai, kursus Bahasa Inggris, tinggal di sana dan juga liburan semester ini, ia jadi sedih.

“Tapi tidak dengan hubungan kita. Kita akan tetap saling bertemu walau perkulihanan dimulai.” Ujar Jung membuat Seol tersenyum.

Seol memberikan hadiah pada Jung, sebuah jam tangan. Jung tak menyangka kalau Seol akan memberinya hadiah. Seol mengatakan kalau jam itu murah munngkin tak akan sesuai dengan selera Jung, ia malu rasanya.


Jung membuka kotaknya, ia menatapnya. Seol bertanya apa Jung menyukai jamnya. Jung hanya diam, Seol merasa kalau Jung tak menyukai hadiahnya. Jung memeluk Seol, ia mengatakan kalau ia menyukai hadiah Seol, Sungguh. Ia berterimakasih pada Seol.


Sampai di rumah Jung langsung memakai jam pemberian Seol, ia tersenyum memakainya. 


~BERSAMBUNG~ 



Click to comment