-->

Type something and hit enter

On
advertise here

In Ho menjalani interview untuk mencari pekerjaan, ia menggunakan kemeja dan celana kain juga sepatu sesuai saran Seol. Dan akhirnya ia diterima sebagai OB juga sebagai model untuk tempat tersebut, dia langsung digaji pula dan jumlahnya lumayan.


In Ho keluar dari gedung kursus dengan menghitung gajinya lalu memasukkannya kembali ke saku, ia tak menyangka kalau nasehat Seol ada gunanya juga. Tiba-tiba In Ha menelfonnya, In Ha bertanya apa In Ho punya uang. In Ho celingukan, ia lalu menjawab In Ha dengan pertanyaan,, “bagaimana kau bisa tahu?”


Mereka janjian di café. In Ha menjelaskan kalau Jung mempengaruhi ayahnya untuk berhenti memberi uang kepadanya. In Ha menjelaskan semuanya soal ia yang harus mendapatkan lisensi dan sebagainya. In Ha mengeluh kalau ia tidak punya uang sama sekali. In Ho kesal karena In Ha tidak menabung selama ini tapi ia tetap memberi kakaknya itu uang gajinya setelah mengambil bagiannya dan meletakkannya diatas meja.

“Ini benar-benar yang terakhir kalinya.” Ujar In Ho.

In Ho memperingatkan In Ha kalau Jung berencana untuk membuang mereka. In Ha mengoreksi,

“bukan kita tapi kau. Singkirkan saja harga dirimu itu. semua pasti lancar kalau kau mau membungkuk sedikit.”

In Ho tak suka In Ha mengatakan hal itu. In Ha menyuruhnya menghilang lagi kalau memang In Ho tak suka,, “kau pikir orang yang pernah membuangmu sekali tak bisa membuangmu lagi?”


In Ha lalu mengambil uang In Ho yang ada di atas meja yang menyebabkan beberapa lembar uang tercecer dilantai, lalu kabur. In Ho tak bisa mengejarnya karena sibuk mengambil beberapa uang yang tercecer di lantai.


Pasangan kita sudah selesai makan dan sekarang Jung mengantar Seol pulang. Jung Membicarakan masalah Ass. Heo yang kelihatannya mempersulit Seol. Seol sendiri tak heran dengan hal itu karena sifat Ass. Heo yang seperti itu sudah tersebar dan semua orang juga sudah tahu.

Seol kemudian bercerita soal konsultasinya dengan bagian konseling, ia ingin kursus Bahasa Inggris untuk speaking tapi ia mempunyai banyak pekerjaan. Jung menyarankannya untuk kursus di tempat kenalannya saja.


Mereka sudah sampai, dan Jung membukakan pintu untuk Seol. Seol berterimakasih dan meminta Jung untuk berhati-hati pulangnya. Jung menyuruh Seol untuk masuk duluan dan ia akan pulang setelah melihat Seol masuk.


Seol sampai di kamarnya, ia merasa kalau kencan sangat melelahkan dan ia masih lapar. Ia mencari makanan di kamarnya tapi semuanya habis.


Jung dalam perjalanan pulang. In Ho ada di minimarket, ia menghubungi jung beberapa kali tapi tak diangkat, ia tidak menyerah dan akhirnya Jung mengangkatnya. In Ho bertanya soal Jung yang memblokir kartu kredit In Ha, Ia membentak Jung yang seharusnya menunggu hingga In Ha mendapat pekerjaan.

“Aku sudah memperingatkanmu kan? Jangan ganggu orang di sekitarku.” Jawab Jung.

Jung lalu memutus telfonnya. In Ho gak mengerti maksud Jung.


Seol masuk ke minimarket membeli ramen dan kimbab segitiga. In Ho baru mengerti orang yang dimaksud Jung adalah Seol tapi ia tidak mau mendengarnya.

Seol makan ramennya disamping In Ho. In Ho mengejeknya, mana ada gadis yang makan banyak selarut ini. seol tak menanggapinya, ia tetap menikmati makan kimbabnya. In Ho menyuruhnya untuk membeli kimchi, Seol masih diam. In Ho melanjutkan kalau ia mau beli tapi uangnya kurang 500 won, In Ho nerocos betapa pentingnya kimchi untuk makan ramen. Ramen tanpa kimchi itu seperti roti tanpa kacang merah, dan kubis tanpa daging serta ayam tanpa acar lobak, In Ho masih mengoceh lagi.. Seol mengeluarkan koin 500 won untuk menghentikan In Ho.


In Ho membeli kimchi. Seol ikut makan dan In Ho melarangnya karena itu miliknya tapi Seol protes karena ia juga ikut iuran. Kemudian mereka memutuskan untuk membaginya saja. Dan mereka masih berseteru dulu soal bagian masing-masing yang terlalu banyak atau terlalu sedikit sampai akhirnya mereka bisa makan dengan nyaman.

Seol melirik In Ho dan mengatakan kalau penampilan In Ho ini agak lumayan. In Ho juga berpendapat sama, ia juga menganggap Seol lumayan. Sel bertanya, apa In Ho sudah mendapat pekerjaan.

“Iya, berkatmu” jawab In Ho.


Seol melihat kalau In Ho bisa menggunakan sumpit dengan kedua tangannya. In Ho menjelaskan kalau dulunya ia kidal lalu mengalami kecelakaan dan mengatakan kalau Jung yang menyebabkan tangannya cedera.

Seol berhenti makan, ia penasaran, beneran Jung yang melakukannya? In Ho memperingatkannya untuk berhati-hati karena Jung mungkin terlihat sempurna dari luar. 

“nanti kalau kau menagis karena dikhianati. Takkan ku tolong.” Ujar In Ho.


Jung mendapat telfon dari ayahnya yang mengabarkan kalau In Ha menghubunginya. Ayah menyarankan Jung agar tak terlalu keras pada In Ha karena In Ha keras kepala takutnya malah In Ha gak mau berubah. Jung meminta ayahnya tak usah memikirkan masalah In Ha karena ia yang akan mengurusnya. 


Kali ini, Jung menggambar.


In Ho pulang bareng dengan Seol. In Ho meminta Seol tetap membelikannya makanan lain kali kaarena Kimchi saja tidak cukup. Seol mengatakan kalau hidupnya juga sudah. In Ho tak percaya karena Seol bekerja di ruangan ber-AC, apa susahnya coba.

Bagi Seol mending tubuh yang lelah. Ia sudah bekerja keras tapi masih diomeli, meski tidak berbuat salah tetap dimarahi, meski sudah membuat kopi tetap disalahkan.

In Ho menyarankannya untuk berani menolak, karena jika Seol hanya mengatakan “aku baik-baik saja” dan “iya, baiklah” maka hidup Seol akan selalu menderita. Mungkin In Ho tidak terlalu mengerti dunia ini tapi yang ia tahu hidup bodoh seperti itu tidak bagus. 


In Ho mengetes Seol untuk membelikannya daging sapi mahal lagi tapi kali ini Seol menolaknya dengan tegas karena hidupnya juga susah. Itulah yang dimaksud In Ho, seharusnya Seol bisa bersikap begitu juga pada atasannya. Kemudian In Ho pergi.


Seol berbaring di kasurnya, kalau ia pikir-pikir selama ia bergaul dengan In Ho, In Ho kelihatan baik, ia jadi penasaran apa yang selama ini terjadi dengan In Ho dan Jung sebelumnya.


Kemudian Jung mengiriminya pesan. Seol celingukan, apa Jung mendengar kalau ia membicarakan Jung?

Jung mengabari kalau Jung sudah bicara pada pemilik tempat kursus. Seol tak menyangka kalau reaksi Jung akan secepat ini, dan ia mulai ragu, apa tak apa-apa terus-terusan menerima bantuan Jung.

“Terimakasih.. Hari ini menyenangkan.. aku merasa tidak enak sudah ditraktir… Lain kalai, akan kutraktir.” Balasan Seol.

“Oke. Tidur nyenyak.”

“Sunbae juga. Selamat Malam..”

Seol masih belum terbiasa dengan sikapnya, tapi ia merasa kalau ia sudah benar dalam berkencan. 


Seol datang ke tempat kursus dan petugas mengatakan kalau ia bisa mendaftar gratis bukan hanya dapat diskon. Seol kaget dan ia belum jadi mendaftar, ia akan kembali lagi besok.


Seol melihat poster dengan gambar In Ho, ia berkomentar kalau mereka sangat mirip.


Dan Seol tak sengaja jalan kea rah In Ho yang sedang menyapu. In Ho memanggilnya dengan sebutan rambut anjing. Seol bertanya, kenapa In Ho bisa disini.

In Ho menjelaskan kalau ia bekerja sebagai OB juga sebagai model di tempat ini. in Ho tak menyangka kalau mereka bisa bertemu lagi dan menyarankan kalau mulai sekarang mereka harus makan, ngemil dan minum bersama.

Seol tersenyum dan menyelamati In Ho atas pekerjaan barunya, ia lalu pamit pergi. In Ho mempersilahkannya dan mengingatkannya lagi kalau mereka akan selalu bertemu setiap hari di sini.


Seol dalam perjalanan kembali ke kosannya. Di depan kos, tetangganya (Gong Joo Yong yang pake kacamata, yang selalu memanggil siapa saja dengan cagiya (sayang) termasuk memanggil Seol) mengenalkannya dengan cucu pemilik kosan yang bisa memperbaiki apa saja, cucu pemilik kos sudah memperbaiki jendelanya. Joo Yong menyarankan Seol untuk mengecek jendelanya mumpung ada cucu pemilik kos. 


Kemudian Seol mempersilahkan si cucu untuk mengecek jendela kamar kosnya. Dan ternyata kondisi jendela Seol sangat parah dan bisa lepas kapan saja. Seol kemudian menyingkirkan kasurnya dulu agar si cucu bisa lebih mudah untuk memperbaiki jendelanya. Si cucu membantu Seol membalik kasurnya dan tak sengaja melihat jemuran pakaian dalam Seol. Seol segera menutupinya.

Kemudian si Cucu akan mencoba memperbaiki jendela Seol, tapi ia tak yakin bisa memperbaiki sepenuhnya. Seol menanyakan apakah uang depositnya bisa dikembalikan, jika ia mau pindah. Si cucu kkurang tahu masalah begituan, ia menyuruh Seol untuk bicara dengan neneknya langsung.


Jung menelfon Seol. Seol mengatakan kalau  ia sudah pergi ke tempat kursusnya, tapi ia malah digratiskan. Jung juga tak tahu hal itu tapi ia menebak kalau pemilik kursus melakukan itu karena Seol adalah temannya.

“Iya, tapi aneh rasanya kalau tidak bayar sama sekali.” Keluh Seol.

“kau seharusnya senang.” Jawab Jung.

Jung mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, apa Seol ada di kosan. Seol membenarkan dan juga memberitahu Jung kalau sekarang ada cucu pemilik kos yang sedang memeriksa jendela kamarnya.


Ternyata Jung ada di tempat kursus dan ia menuju ruangan pemilik kursus. Jung membawakan obat herbal sebagai ucapan terimakasih. Pemilik menanyakan, apa teman Jung itu pacar Jung?

“Saya belum memberitahu Ayah. Jadi saya mohon tolong rahasiakan ini dari beliau.” Jawab Jung.

Si pemilik merasa terhormat karena tahu lebih dulu dari presdir (Ayah Jung). Jung melihat poster In Ho. Pemilik bertanya, apa Jung mengenal orang itu? Jung mengangguk. 


Ass. Heo kembali memeberi banyak pekerjaan pada Seol dan menyuruhnya untuk menyelesaikannya hari ini juga karena mendesak. Seol mulai berani membantah karena siapapun juga tak akan bisa menyelesaikannya dalam satu hari, ia melakukan sesuai saran In Ho.

Kemudian si asisten kacamata mendekat, ia mengatakan, bukannya berkas itu targetnya minggu depan ya..

Ass. Heo membenarkan tapi menurutnya lebih cepat lebih baik (ketahuan..). Seol mengatakan kalau ia akan menyelesaikannya secepat mungkin tapi tidak mungkin selesai dalam sehari. 


Jung datang, seperti biasa, ia membawakan kopi untuk semuanya. Ass. Kacamata menyuruh Jung untuk membawa Seol keluar sebentar dan membelikannya makan yang enak. Ass. Heo kelihatan kesal.


Seol berterimaksih mengenai kursus Bahasa Inggris. Jung bertanya, apa hanya itu tak ada yang lain. Seol berpikir, ia sebaiknya tak mengatakan soal In Ho yang bekerja di tempat kursus tersebut karena Jung tak akur dengannya. Seol mengatakan kalau tak ada yang lain.

“Benarkah? Baiklah kalau begitu.” Kata jung.

Seol bertanya, kenapa Jung datang pagi-pagi. Jung mengatakan kalau ia ingin melihat Seol sebelum masuk kelas dan Jung hasrus segera masuk. Jung berjanji akan menelfon Seol kalau kelasnya sudah selesai.


Jung tersenyum dan mengucapkan sampai ketemu nanti, ia berjalan dengan menundukkan wajah sambil memikirkan jawaban Seol yang mengatakan kalau tidak ada hal lain di tempat kursus. Tapi dia menegakkan kepalanya lagi dan musik pengiringnya itu serem kalo aku gak salah denger kaya bunyi hunusan pedang.


Joo Yeon ada di departemen, ia mau mengajukan cuti setahun karena alasan lelah padahal nilai Joo Yeon bagus dan Ass. Kacamata (Ass. Kim) menyarankannya untuk mengikuti program pertukaran pelajar.


Seol masuk ke ruang departemen. Ass. Kim tahu kalau Joo Yeon dekat dengan Jung dan mengatakan kalau Jung tadi disini. Joo yeon bertanya kenapa Jung di sana saat liburan.

“Apa lagi? Seol dan Jung, kan…” Jelas Ass. Kim yang dipotong oleh Seol.


Joo Yeon mengajak Seol bicara sebentar. Joo Yeon sudah bisa menebak kalau Seol dan Jung pacaran padahal dulu mengelak. Seol menjelaskan kalau dulu ia tidak pacaran dan sekarang menjadi demikian, ia berharap kalau Joo Yeon tidak kecewa.

Joo Yeon mengatakan kalau ia juga tidak berhak untuk marah pada Seol. Ia menjelaskan kalau sebenarnya ia lah yang meminta gelandangan mabuk untuk masuk ke gedung club waktu itu karena ia tidak menyukai Seol apalagi sejak Jung memberikan perhatian lebih pada Seol dan menjadi dingin padanya.

Seol terkejut dengan pengakuan Joo Yeon. Joo Yeon menjelaskan lagi kalau ia tidak berniat untuk melukai Seol, ia menjelaskan kalau ia juga mencari Jung karena khawatir pada Seol, ia minta tolong pada Jung karena Seol dalam bahaya tapi Jung malah pergi.

Seol bertanya, apa yang sebenarnya ingin Joo Yeon katakan. Joo Yeon akan menjelaskan soal Jung..

“Apa urusannya sunbae mau menolongku atau tidak? Yang terpenting adalah, apa yang kau lakukan padaku.” Potong Seol.

Seol menunjukkan bekas lukanya, apa Joo Yeon gak mikir kalau seandainya luka itu di wajahnya. 

“Karena itulah aku minta maaf. Aku juga menderita.” Kata Joo Yeon.

“kalau kau menderita, kenapa kau menahannya hingga sekarang? Kau minta maaf seperti ini, karena kita tidak sengaja bertemu? Kau ingin menghajarku di kelas, dan kau juga menginginkan pria. Kau tidak ingin wanita yang tidak kau sukai mendapatkannya. Sekarang kau minta maaf agar merasa lebih baik. Dan kau mencoba menyalahkan orang lain. Bagaimana kau bisa hidup seperti ini?”

Joo Yeon tahu, makanya ia minta maaf. Tapi menurut Seol itu bukan permintaan maaf, ia menyuruh Joo Yeon pergi dan mengatakan kalau ia tak ingin melihat Joo Yeon lagi. seol lalu pergi duluan.

Joo Yeon mendesah dan mengatakan kalau mereka (Seol dan Jung) bener-benar mirip.


Kilas balik..

Saat pihak keamanan membawa gelandangan itu dan Seol keluar dari gedung, Joo yeon mengintipnya, ia kaget melihat Seol yang terluka. Jung tiba-tiba muncul di belakangnya. Jung mengatakan kalau ia yang memanggil satpam.

“Seharusnya kau hentikan, saat ada kesempatan.” Ujar Jung.

Joo Yeon merasa terpojok, ia mengatakan pada Jung kalau ia kesana karena khawatir pada Seol dan tidak tahu kalau akan berakhir seperti ini. ia memohon pada Jung untuk membiarkannya kali ini saja.

Jung tersenyum dingin, dimatanya Joo Yeon sangat menyedihkan.  ia akan mengabulkan permintaan Joo Yeon untuk menutupi kejadian ini tapi hanya kali ini saja. Jung memegang pipi Joo Yeon dan menatapnya tajam. Joo Yeon ketakutan.

“Kau.. Aku, tak ingin melihatmu lagi.” kata Jung tegas dan terkesan menakutkan. Kemudian Jung meninggalkan Joo Yeon sendiri.


Kembali ke masa kini..

Joo Yeon berjalan kelaur kampus, ia membatin kalau ia tak akan mengatakan pada Seol kalau Jung yang menolong Seol dan kenyataan bahwa Jung tak sebaik atau tak sehangat yang Seol kira. 


Seol dalam kelas kursus Bahasa Inggrisnya. Ia tak bisa konsentrasi karena memikirkan perkataan Joo Yeon. Jika Joo Yeon benar, lalau kenapa Jung mengajaknya pacaran, seperi apa perasaan Jung?, pikirnya.


Kelas usai dan Jung menghubunginya tapi ia tak mengangkatnya. In Ho sudah menunggunya di luar kelas, dan menyapanya dengan julukan rambut anjing. Seol akan pulang duluan tapi In Ho menariknya untuk membantu.


In Ho meminta Seol untuk melipat lembar soal menjadi pesawat. In Ho menjelaskan cara pendistribusian soal ujian yang menarik untuk anak-anak adalah dengan cara menerbangkannya sehingga mereka bisa senang.

In Ho memberi contoh pada Seol bagaimana caranya, ia membayangkan kalau disana ada anak, ia memanggil anak itu menyuruhnya untuk menangkap pesawat yang akan ia terbangkan. Seol ragu, apa benar mereka boleh melipat soal ujian seperti itu. 

“Tentu saja, mereka hanya anaka-anak. Anak-anak lebih menyukai ini.” Jawab In Ho.


In Ho menerbangkan pesawatnya lagi tapi pesawatnya tak bisa terbang dengan baik. Seol menertawakannya. Ia kemudian mendemonstrasikan bagaimana melipat pesawat dengan benar sehingga bisa terbang tinggi. Seol menerbangkan pesawatnya dan bisa terbang lebih tinggi dari punya In Ho.

Seol gembira dan bisa tertawa lepas karenanya. In Ho lega karena setidaknya Seol tertawa.


Mereka akan pulang tapi di luar hujan dan keduanya tak membawa payung. In Ho mengajak Seol berlomba, siapa yang sampai terakhir di mini market harus membeli payung. Seol awalnya tak mau tapi melihat In Ho mencuri start, ia buru-buru berlari menembus hujan menyusul In Ho.


Mereka berlari dengan penuh tawa dan saling tarik-tarikan. Pokoknya kelihatan bahagia banget didukung dengan musik apalagi..


Akhirnya, Seol menang dan In Ho yang harus membeli payung. In Ho tak percaya ada wanita yang rela berbuat curang demi uang. Dan Seol juga tak mengeluhkan pria macam apa yang ngomel terus sepanjang jalan. Dan lagi, In Ho juga mendorong Seol tadi.

“Sudahlah, lupakan. Paling tidak Oppa ini membelinya.” Ucap In Ho mengakhiri perdebatan.


In Ho kemudian bertanya, kenapa dari tadi Seol murung. Seol mengatakan tak ada, tapi In Ho tahu kalau ia bohong, In Ho memaksanya untuk mengatakan saja.

“Hujannya berhenti.” Kata Seol mengalihkan topik.


In Ho kemudian menutup payung. Seol bertanya, apa benar tangan In Ho itu adalah perbuatan Jung?

“Kenapa? Apa kau lebih mempercayaiku setelah bersama Jung?” tanya In Ho.

Seol mengulangi pertanyaanya lagi, ia bertanya, apa itu benar atau tidak. In Ho bisa merasakan ada yang terjadi pada Seol. Seol tetap menyangkalnya.

“Jangan bilang ‘tidak, tidak’ terus, cepat katakan.  Kalau begini terus, kau akan cepat tua.” Paksa In Ho.

“sudahlah. Hentikan. Kau ini tidak pernah serius.”

Seol jalan duluan, ia ngambek. In Ho mengatakan kalau ia tidak bercanda dan meminta Seol untuk melihat ke cermin kalau tidak percaya. 


Jung ternyata menunggu Seol di depan kosannya dan melihat kalau Seol pulang bersama dengan In Ho. 

Jung mendekati Seol,, “kau bilang ada perampok, kan? Makanya aku datang dan mengecek pintu dan jenelamu.”


“Wow.. aku kagum. Yang Mulia Yoo Jung bisa juga khawatir..” Ujar In Ho.

“Karena dia pacarku.” Jawab Jung dengan menatap In Ho.


*****



Click to comment