-->

Type something and hit enter

On
advertise here

Jung mengajak Seol kencan, dan langsung meminta jawaban Seol. Seol bingung karena Jung tiba-tiba bartanya begitu, ia tidak mengerti. Jung balik bertanya apa Seol beneran gak mengerti? Seol menjawab kalau ia tidak pernah berpikir untuk pacaran, jadi..

Jung mengerti dan melepaskan tangan Seol. Gak mau Jung salah paham lagi, Seol menggenggam tangan Jung sebentar gak ada 2 detik dan mengatakan kalau hal ini bukan berarti ia tidak menyukai Jung. 

“Kalau begitu, ayo pacaran!” ajak Jung. Karena Jung tak menemukan alasan yang menghalangi mereka tak bisa pacaran. “Ayolah.. Oke?”

Seol mengangguk, ia bersedia dan Jung tersenyum lega. Jung menyuruh Seol untuk segera masuk. Seol salah tingkah karena gugup dan terjatuh di pintu, ia malu dan cepat-cepat masuk.


Seol buru-buru masuk ke kamarnya, ia masih linglung, ia membenamkan kepalanya dengan guling, ia terus mengatakan kalau ini tidak masuk akal. Tetangga sebelah Seol akan mulai belajar dan tepat saat itu Seol berteriak “AKH… Tidak masuk akal,,,, ini gila,,, ini gila!!!” berkali-kali. Tetangga Seol gak bisa konsen belajar dan akhirnya minum Soju padahal ia sudah memutuskan untuk tak minum malam ini.


Seol mencoba mencari kejelasan tentang situasi yang tak terduga ini, kenapa Jung mengajaknya pacaran, dan membayangkan semua versi dirinya untuk menganalisis situasi ini.

 Mereka berspekulasi kalau Jung suka sama Seol makanya mengajak Seol kencan. Kemudian mereka mengingatkan Seol akan sikap Jung tahun lalu dan pasti ada alasan lain kenapa sekarang Jung malah mengajaknya pacaran.

“Kenapa kau mengangguk?” tanya mereka.

Seol juga heran, kenpa dia mengagguk tadi. ini membuatnya frustasi.


Keesokan harinya, Seol mikir, gimana ia harus bersikap saat bertemu dengan Jung. Dan hal itu terjadi juga, Seol bersusah payah menyapa Jung duluan, Jung hanya membalas sapaannya lalu pergi gitu aja. 

“Apa ini? apa dia benar-benar orang yang mengajakku pacaran?” batin Seol.

Seol sedang konsultasi dengan bagian konseling, ia masih memikirkan Jung.

“Bukan berarti aku berharap lebih. Tapi ini tidak benar. Apa ini? apa dia menyesal atau gimana?”

Nilai GPA Seol 4,3 dan itu diatas standard tapi Seol tak pernah ikut kegitan extra, scor TOEIC Seol 830 sudah mendekati batas kelulusan tapi tak ada score untuk speaking. Dan yang terpenting adalah Seol belum menemukan impiannya.


Seol di dalam subway, Seol memikirkan perkataan dosen tadi, ia memikirkan apa sebenarnya mimpinya. Seol juga memikirkan soal biaya les privat dan juga biaya kuliah semester depan karena ia tidak bisa mengandalkan beasiswa lagi. pikiran untuk kembali mengambil cuti muncul lagi dalam benaknya.


Seol ternyata pulang keumah orangtuanya. Ia meminta bantuan orangtuanya untuk membayar uang kuliahnya semester depan. tapi Ayah tak setuju karena keuangan mereka sedang sulit-sulitnya kali ini. Ayah gak setuju kalau perempuan harus sekolah tinggi-tinggi, ibu mendebat ayah. Ayah kesal dan memilih keluar.


Ibu membahas kalau Ayah kehilangan uang lagi. seol bertanya, lagi? Ibu membenarkan. (sepertinya ayah menginvestasikan uang lalu kena tipu atau semacamnya). Ibu khawatir mereka tak bisa membayar sewa rumah bulan ini. 

Seol makan mie masakan Ibunya. Ibu bertanya, bagaimana rasanya. Seol mengatakan enak. Ibu menanyakan pendapat Seol, apa mie buatannya bisa dijual? Ibu harus melakukan sesuatu untuk membantu Jun (adik Seol yang kulaih di luar negeri).

Ibu meminta Seol untuk pindah dari kosannya. Sehingga bisa menggunakan uang deposit kosan Seol untuk membayaruang semester Seol juga untuk Jun. ibu tahu kalau ini berat, tapi ia menyarankan Seol untuk mengambil cuti lagi. Seol menjawab “I.. Iya”


Seol kembali ke kosannya, ia menggumam kalau akan lebih baik ia pindah saja, ia juga sudah lelah naik turun tangga membuatnya lelah dan tetangganya juga kelewat sensitive. 

Seol memasukkan makanan pemberian ibunya ke dalam kulkas, ia masih bicara kalau lebih baik ia pindah, di kosannya panas saat musim panas dan dingin saat musim dingin. Meski Seol harus menempuh perjalanan 4 jam bolak balik dari rumah orangtuanya sampai kampus, tapi ia gak apa-apa apalagi ia bisa makan masakan ibunya setiap hari.


Seol masih menunggu sms Jung. Seol berpikir, apa semua orang yang pacaran seperti ini, ia tak punya pengalaman soalnya. Seol akan bertanya pada Ah Young tapi ingat kalau Ah Young sedang liburan dan ia juga sedang marahan dengan Bo Ra. Seol melempar ponselnya, dan berbaring ia tak tahu dan tak mau memikirkannya lagi.

Ponsel Seol berbunyi, Seol cekatan membukanya, ternyata dari Eun Taek yang mengatakan akan mentraktir makanan mahal karena ujian telah selesai.


Mereka sudah berkumpul di restaurant. Seol dan Bo Ra masih diam-diaman. Eun Taek sengaja meninggalkan mereka berdua. Seol minta maaf duluan, ia berjanji akan mengatakan semuanya mulai saat ini. Bo Ra mengatakan kalau Seol tak perlu mengatakan semuanya padanya, bukan itu masalahnya tapi sebagai teman dekat Seol, ia merasa sedih karena ia tak tahu apa-apa soal Seol.

“maaf Seol, tapi bisakah kita saling jujur satu sama lain?” tanya Bo Ra.

Seol mengangguk setuju dan mereka pun baikan. Eun Taek  membawakan makanan dan mereka makan seperti sebelumnya.


Eun Taek mengatakan kalau ia melihat Jung dikampus tadi. Seol langsung mencecar Eun Taek dengan pertanyaan soal Jung. Dimana Eun Taek melihat Jung? Sedang apa Jung dikampus saat libburan gini? Apa Jung tak mengataan apapun?

Eun Taek dan Bo Ra jadi curiga, kenapa Seol sebegitu antusiasnya. Seol mengatakan bukan apa-apa. Eun Taek dan Bo Ra gak percaya, mereka menagih kata-kata Seol tadi yang akan lebih jujur pada mereka. Akhirnya Seol mengatakan kalau Jung mengajaknya pacaran. Eun Taek dan Bo Ra malah tertawa tak percaya.

Seol meyakinkan mereka kalau ia tidak berbohong. Kemudian ia bercerita kronologisnya, Jung mengajaknya berkencan tapi tak menghubunginya lagi hingga saat ini, ia bingung mau menghubungi duluan atau gak.

Eun Taek sudah menduga hal ini, karena dulu ia juga menduga kalau diantara Seol dan Jung pasti ada apa-apa. Bo Ra menyuruh Seol berhenti makan dan menceritakan semuanya dari awal. Seol mengatakan kalau ia sudah menceritakan semuanya, ia meminta saran Eun Taek.


Mereka selesai makan. Bo Ra penasaran sejak kapan Jung mulai menyukai Seol, bukankah mereka tak saling sapa tahun lalu. Eun Taek berbeda, ia lebih penasaran apa yang menarik dari Seol sehingga Jung menyukai Seol, kalau ia lihat dari depan maupun belakang tak ada menarik-menariknya. Bo Ra menjelaskan kalau Seol bertanggung jawab dan itulah daya tarik Seol.


Ass. Heo menghubungi Seol untuk menawarinya pekerjaan sebagai Ass. Di departemen fakultas selama liburan ini. Seol heran, kenapa tiba-tiba Ass. Heo memintanya. Ass. Heo tak mengatakan alasannya, ia akan menutup telfon kalau memang Seol gak mau dan jangan menyesal nantinya. Seol cepat-cepat mengiyakan sebelum Ass. Heo berubah pikiran. Seol diterima dan mulai bekerja senin jam 9 pagi. Ass. Heo memperingatkan Seol, jangan berani-beraninya datang terlambat.

Ass. Heo menutup tefon, ia kesal karena Seol menerima pekerjaan itu. ~Lho bukannya ia yang menawari, kenapa malah kesal karena Seol menerimanya.


Seol akan pergi duluan. Bo Ra menyuruh Seol untuk memberitahu Jung kalau Seol mendapat pekerjaan di departemen sekolah. Bo Ra mengingatkan kalau pacaran adalah masalah timing. Bo Ra berharap kalau Seol akan berhasil, baik kencan maupun pekerjaannya.


Setelah tinggal berdua, Eun Taek meminta Bo Ra memikirkan lagi perkataannya (kalau Eun Taek mengajak Bo Ra berkencan) karena Seol juga sudah berkencan saat ini. Bo Ra tak tahu, ia tak mau bicara dengan Eun Taek lagi, dan ia meninggalkan Eun Taek. 


Seol menulis pesan untuk Jung, ia menulis kalau ia akan bekerja di departemen fakultas selama liburan dan menanyakan apa yang dilakukan Jung selama liburan. Tinggal menyentuh tombol kirim aja, Seol butuh beberapa saat untuk memantapkan hatinya, akhirnya ia mengirim pesannya.

Seol mendekap ponselnya, ia menghitung sampai Jung membalas pesannya.


Jung mengetik balasan untuk pesan Seol, lalu kembali melanjutkan permainan game-nya.


Seol menghitung sampai 6 dan pesan balasan Jung masuk, Seol buru-buru membuka dan membacanya..

“Oh Ya? Syukurlah, semua berjalan lancar. Semoga liburanmu menyenangkan.”

Seol kecewa, ia pikir Jung tak mau menemuinya selama liburan ini. dalam benaknya, pacaran macam apa ini?


Seol mulai bekerja, ia bekerja mulai jam 9 pagi sampai 5 sore. Ini adalah pekerjaan impiannya.

Seol datang pukul 08:51, Seol memberi salam pada semuanya. Ass. Heo sudah menunggunya dan menegurnya karena datang terlambat.

“Apa kau tak memberitahumu untuk datang 10 menit lebih awal atau gak? Huh?” bentak Ass. Heo.. (padahal kemaren nyuruhnya datang jam 9 tepat, plin plan nih orang…)

Ass. Lain yang memakai kacamata membela Seol karena ini bahkan belum jam 9. Ass. Heo menyuruh Seol untuk membersihkan cangkir kopi. Ass. Kacamata menunjukkan meja Seol. Seol merasa kalau Ass. Heo agak aneh.


Besoknya, Seol datang jam 8:39 dan ia sudah bersih-bersih. Ass. Heo menyalahkannya karena datang kepagian dan menganggap Seol gak punya pekerjaan lain, ia menyarankan agar Seol menginap saja di departemen. Seol kan bingung jadinya, datang tepat waktu salah,datang kepagian salah.


Besoknya lagi. Ass. Heo memberi setumpuk berkas pada Seol yang harus Seol urutkan. Seol hanya megatakan iya, ia tidak bisa membantah bahkan saat Ass. Heo membentaknya untuk segera melakukannya.


Seol bagian membuat kopi untuk semuanya, ia membuat kopi hitam pekat untuk Ass. Heo tapi ia salah lagi karena tak menambahkan es batu. Kayaknya Ass. Heo ini sengaja mengerjai Seol.


Seol melihat ponselnya saat bekerja, ia heran kenapa Jung masih belum menghubunginya juga. Ass. Heo langsung menegurnya untuk jangan main ponsel saat bekerja.


Jung tiba-tiba masuk ke ruangan departemen. Ass. Heo bertanya, ngapain Jung disana saat liburan. Jung mengatakan kalau ia ingin menemui Seol. Ass. Lain heran, ngapain Jung mau menemui Seol, apa Jung berkencan dengan Seol. Jung tersenyum dan membenarkan.

Jung membelikan kopi untuk semuanya dan meminta ijin untuk bicara dengan Seol diluar. semua mengijinkannya termasuk Ass. Heo.


 Jung berterimaksih pada Ass. Heo atas semuanya dan ia mengatakan kalau ia mengambil kelas sesi liburan jadi ia akan sering datang. Jung tersenyum pada semuanya lalu keluar dengan Seol.


Jung mengatakan kalau ia datang karena ingin meilhat Seol. Seol jujur, masalah pesan balasan Jung waktu itu, ia menafsirkan kalau Jung tak mau menemuinya selama liburan. Jung menjelaskan kalau ia hanya ingin Seol menikmati liburan tak ada maksud lain. Seol minta maaf karena ia salah menafsirkan, Seol jujur kalau ia baru pertama kali pacaran jadi…

Kemudian Jung mengajaknya pergi kencan weekend ini. Seol setuju.


Langsung deh, Seol memilih baju untuk kencan pertamanya dengan Jung. Ia teringat kata-kata In Ho untuk memakai baju dengan warna terang. Seol menemukan satu. Kemudian ia berdandan, ia kembali teringat kata-kata In Ho mengenai rambutnya, kemudian ia menyisir rambutnya dan meluruskannya.


Jung dirumahnya, ia menerima pemberitahuan pembatalan pembayaran kursus In Ha, ia sudah menduga kalau In Ha akan melakukan ini. kemudian Jung menghubungi ayahnya, ia mengatakan kalau In Ha membatalkan kursusnya dan mengambil uangnya.

Jung meminta ayahnya untuk lebih keras pada In Ha agar ia bisa mandiri. Menurut Jung, In Ha tak mungkin mau berusaha jika masih ada tempat untuk bersandar. Sepertinya Ayah Jung setuju.


Jung kemudian mengirim pesan pada Seol untuk bertemu jam 2 didepan counter tiket (mereka mau nonton).


Seol sudah siap-siap mau berangkat, ia memegangi poninya karena anginya sangat kencang, ia bertemu dengan In Ho di sekitar daerah kosnya. In Ho minta ditraktir lagi. Seol mengatakan kalau ia tidak punya uang.

“Apa Kamu tak ada kerjaan? Kenapa selalu ada di sekitar sini?” tanya Seol.

In Ho mengatakan kalau ia baru kembali dari mencari pekerjaan. Seol menyarankan In Ho untuk lebih rapi sedikit saat mencari pekerjaan karena kesan pertama itu sangat penting, bukan dandan seperti gelandangan seperti ini. Seol menyarankan agar setidaknya In Ho memakai kemeja dan celana kain juga sepatu. 

In Ho juga mengomentari pakaian Seol yang kelihatan seperti nenek-nenek, apa Seol mau ke acara gathering denga para senior. Seol mengatakan kalau ia memilih baju dengan warna terang dari semua yang ia punya. In Ho mengejeknya, apa Seol memakai baju itu karena perkataannya waktu itu.

“Wow, aku tak menyangka kalau perkataanku mempengaruhimu sebegitunya. Tapi ini bukan terang, tapi ini nenek-nenek. Kau tak akan menemui pria dengan pakaian ini kan?” tanya In Ho. 

Seol akhirnya kembali ke rumah untuk ganti baju.


Jung sudah menunggu Seol. Seol merapikan rambutnya lagi sebelum masuk dan Jung melihatnya, sepertinya ia senang.


Seol masuk dan Jung memujinya yang terlihat cantik. Jung sudah membeli tiket dan ia yang akan membeli popcorn karena ia punya kupon diskon. Seol menujukkan kuponnya, Seol meminta Jung memilih mau popcorn rasa apa. Jung kelihatan tak tertarik. Seol berpikir, apa Jung tak tahu apa itu kupon diskon?


Jung mengajaknya ke kafe karena masih ada waktu. Tapi Seol menolak karena waktunya tinggal sebentar dan ke kafe hanya akan buang-buang uang. 

Akhirnya mereka pergi main arcade. Seol menjelaskan cara permainan tembak-tembakan, Jung kelihatan gak tahu apa-apa awalnya tapi akhirnya ia melakukannya dengan baik dan memecahkan secor tertinggi.

Seol sangat senang dan mengajak Jung tos. Jung menyerahkan pistolnya pada Seol, menyuruhnya mencoba, Seol menolak, ia membantin kalau mereka tidak satu level dan ia merasa sangat canggung.


In Ha sedang belanja, tak tahunya kartu kreditnya diblokir, jadinya ia keluar butik dengan kecewa. Ia merengek pada Ayah Jung untuk mengaktifkan kembali kartunya, tapi Ayah Jung menyuruhnya untuk bekerja. In Ha mengeluh kalau mendapatkan lisensi itu sangat sulit tapi ayah percaya kalau In Ha bisa jika mau mencoba.

In Ha melihat masih ada kesempatan untuk mendapat uang, ia bertanya pada Ayah Jung, apa mau membayari kursusnya. Ayah menjelaskan kalau ia hanya akan membayar bulan pertama saja dan sudah memastikan pada pihak akademi kalau mereka agar tidak mengembalikan uang itu. Ayah akan memantau kedatangan In ha juga. In Ha syok, kenapa tiba-tiba. Ayah mengatakan kalau Jung berharap In Ha bisa belajar dengan rajin. Akhirnya In Ha tahu siapa dibalik semua ini. 

In Ha jadi sebal sama Jung. Dan lucunya, ia terus mengatakan Kenapa? Kenapa? Dengan gaya anak alay jaman sekarang.


Jung dan Seol sekarang sudah masuk kedalam gedung bioskop, filmnya sudah diputar. In Ha terus menelfon Jung dan Jung selalu me-reject-nya. Sepertinya filnya bukan selera Seol, bagi Seol ini terlalu membosankan, Seol lebih suka film action. Kemudian Jung memberikan semua popcornnya pada Seol.


Setelah nonton mereka makan di restaurant mahal. In Ha masih menelfon Jung tapi Jung tetap tak menjawabnya walaupun Seol mempersilahkannya. 

Seol melihat daftar menu dan semuanya mahal. Ia menyarankan agar mereka makan ditempat lain saja. Tapi Jung mengatakan kalau makanan ditempat ini enak. 

Seol memesan makanan yang paling murah. Hanya sup dan porsinya sedikit. Sedang Jung memesan steak, ia memotong dagingnya dan memberikannya pada Seol. Seol menolak dengan alasan kalau ia sudah makan banyak popcorn tadi jadi sekarang tidak terlalu lapar, padahal Seol lapar banget. Kemudian Jung memesan wine. 

“Sup seharga 15.000 won ini adalah sesuatu yang harus aku syukuri. Tapi Sunbae memesan wine mahal seakan itu bukanlah apa-apa. Aku ingin pulang.” Batin Seol.

~BERSAMBUNG~



1 komentar:

avatar

Selalu tertarik sm drama tvN .. Ceritanya ringan dan keren2 .. Makasih ya udh nulis sinopsisnya .. Smngat ditunggu part 2 nya

Click to comment